31 Maret 2009

Obyek Wisata di sekitar solo

Setelah puas menjelajahi Kota Solo, tidak ada salahnya jika anda mengarahkan tujuan wisata anda sedikit keluar kota untuk menengok beragam kekayaan sejarah dalam bentuk bangunan-bangunan candi yang cantik dan pesanggrahan kuno, kecantikan alam yang asri sampai peninggalan purbakala jaman prasejarah.
Beberapa tempat disekitar Solo yang dapat menjadi pilihan untuk dikunjungi adalah:

1. candi sukuh
Candi Sukuh merupakan candi yang berlatar belakang agama Hindu. Berdasarkan prasasti yang ada di sekitar candi, Candi Sukuh didirikan antara tahun 1359 - 1378 Saka atau tahun 1437 - 1456 Masehi (sekitar abad XV).
Meskipun berlatar belakang agama Hindu, bentuk bangunan candi cenderung kembali ke bentuk bangunan pada jaman pra sejarah yaitu struktur Punden Berundak.
Apa daya tarik utama dari candi yang dikelilingi hutan pinus ini?

Yang membuat Candi Sukuh menarik adalah bentuk candi, arca dan lukisan relief yang sungguh unik dan berbeda dengan candi lainnya. Candi ini dipenuhi arca dan relief yang menggambarkan perwujudan kelamin lelaki dan perempuan secara gamblang, telanjang dan naturalis.
Hal inilah yang memicu timbulnya julukan "The Most Exotic Temple in The World" bagi Candi Sukuh. Tak jarang mereka melontarkan tuduhan sebagai candi porno yang mengajarkan pendidikan seks secara vulgar.
Komplek Candi Sukuh dibagi menjadi teras-teras yang secara keseluruhan dibagi menjadi 3, yaitu:
 Teras 1, pada bagian ini terdapat gapura berbentuk trapesium, yang memiliki relief berbentuk manusia yang sedang dimakan raksasa, yang merupakan sengkalan 'Gapuro Buto Aban Wong' yang melambangkan tahun 1359 Saka. Pada lantai gapura terpahat relief Phallus (lingga) dan Vagina (yoni) secara naturalis.
Menurut cerita rakyat, di masa lalu relief lingga-yoni itu digunakan untuk membuktikan kesucian seorang gadis. Apabila seorang mempelai perempuan yang akan menikah melangkahi relief tersebut dan kainnya sobek, tandanya sang mempelai tak lagi suci. Demikian sebaliknya. Namun sekarang pintu gerbang tersebut telah ditutup atas berbagai pertimbangan.
 Teras 2, pada teras ini terdapat arca 2 penjaga gerbang dengan wajah mengerikan. Selain itu dibagian ini terdapat juga relief yang merupakan sengkalan yang berbunyi 'Gajah wiku anahut buntut' yang melambangkan tahun 1378 Saka.
 Teras 3, pada teras ini terdapat gapura yang sudah tidak utuh lagi. Bagian ini merupakan bagian yang paling suci, karena pada bagian inilah candi utama terletak. Candi ini menghadap ke barat dan berbentuk piramida terpancung, dan di bagian atas terdapat altar untuk pemujaan. Di depan candi utama terdapat 3 arca kura-kura raksasa dan subbasement yang berisi relief cerita Sudamala dan Garudeya.
Berdasarkan relief Sudamala dan Garudeya yang terdapat pada teras ke 3 candi itulah para peneliti menyimpulkan bahwa Candi Sukuh erat kaitanya dengan upacaya pelepasan dan ruwatan.
Dimana letak Candi Sukuh dan bagaimana cara mencapainya?
Secara administratif Candi Sukuh terletak di Dusun Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Sedangkan secara geografis Candi Sukuh terletak di ketinggian 1186 meter dpl di lereng sebelah barat Gunung Lawu, sekitar 34 km arah timur kota Solo atau sekitar 1,5 jam berkendaraan dari kota Solo.
Untuk mencapai Candi Sukuh, bisa dibilang mudah. Akses transportasi dan akomodasi yang tersedia cukup memadai. Sepanjang perjalanan Solo-Candi Sukuh yang berkelak-kelok, kita bisa menikmati suasana pegunungan dan hamparan perkebunan kopi, teh, karet, dan coklat.
Bagi yang memilih angkutan umum, bisa memulai perjalanan dari terminal Tirtonadi, Solo, lalu naik bus jurusan Karanganyar-Tawangmangu. Turun di terminal Karangpandan untuk mencari kendaraan elf yang menuju terminal Kemuning. Sesampai di pertigaan Kemuning-Candi Sukuh, anda bisa memilih berjalan kaki sejauh 800 m atau naik motor ojek sampai pelataran candi.

2. candi cetho
Candi Cetho (cetho = jelas, jernih tanpa halangan) merupakan sebuah candi peninggalan budaya Hindu dari abad ke-14 pada masa akhir pemerintahan Majapahit. Fungsi candi ini tidaklah berbeda dengan candi Hindu yang lain yakni sebagai tempat pemujaan. Sampai saat inipun Candi Cetho tetap digunakan oleh penduduk sekitar yang memang merupakan penganut agama Hindu.
Cetho terdiri dari sembilan trap (tingkat) berbentuk memanjang kebelakang dengan trap terakhir sebagai trap utama pemujaaan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa (seperti bentuk-bentuk tempat pemujaan pada masa purba yaitu Punden Berundak). Trap-trap tersebut adalah:
 Trap pertama setelah gapura masuk merupakan halaman candi.
 Trap kedua masih berupa halaman namun ditrap ini terdapat petilasan Ki Ageng Krincingwesi yang merupakan leluhur masyarakat Cetho.
 Pada trap ketiga terdapat sebuah soubment memanjang di atas tanah yang menggambarkan nafsu badaniah manusia (nafsu hewani) berbentuk phallus (alat kelamin laki-laki) sepanjang lebih dari 2 m, dengan diapit dua buah lambang kerajaan Majapahit menunjukkan masa pembuatan candi.
 Pada trap keempat dapat ditemui relief pendek yang merupakan cuplikan kisah Sudhamala, (seperti yang terdapat pula di Candi Sukuh) yaitu kisah tentang usaha manusia untuk melepaskan diri dari malapetaka.
 Pada trap kelima dan keenam terdapat pendapa-pendapa yang mengapit jalan masuk candi. Sampai saat ini pendapa-pendapa tersebut masih sering digunakan sebagai tempat melangsungkan upacara-upacara besar keagamaan.
 Trap ketujuh dapat ditemui dua buah arca di samping kanan kiri yang merupakan arca Sabdopalon dan Nayagenggong, dua orang abdhi kinasih dari Sang Prabu Brawijaya yang juga merupakan penasehat spiritual dari beliau. Hal ini melambangkan kedekatan jiwa beliau dengan rakyatnya yang diwakili kedua tokoh tersebut.
 Pada trap kedelapan terdapat arca Phallus (kuntobimo) di samping kiri dan arca Sang Prabu Brawijaya yang digambarkan sebagai "mahadewa". Arca phallus melambangkan ucapan syukur atas kesuburan yang melimpah atas bumi cetho dan sebuah pengharapan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kesuburan yang dilimpahkan itu tak kan terputus selamanya. Arca Sang Prabu Brawijaya menunjukkan penauladanan masyarakat terhadap kepemimpinan beliau, sebagai raja yang bèrbudi bawa leksana, ambeg adil paramarta yang diyakini pula sebagai utusan Tuhan di muka bumi.
 Trap terakhir (trap kesembilan) adalah trap utama yang merupakan tempat pemanjatan doa kepada Penguasa Semesta yang berbentuk kubus berukuran 1,50 m2.
Candi Cetho menghadap ke arah barat hal ini berbeda dengan candi-candi yang ada di Jawa Tengah karena Candi Cetho begitu pula Candi Sukuh dibangun pada masa Majapahit sehingga dengan sendirinya pembangunan candi terpengaruh oleh apa yang terbiasa ada di candi-candi Jawa Timur.
Di sebelah atas bangunan Candi Cetho terdapat sebuah bangunan yang pada masa lalu digunakan sebagai tempat membersihkan diri sebelum melaksanakan upacara ritual peribadahan (patirtan). Sedangkan di sebelah barat dari bangunan candi dengan menuruni lereng yang sangat terjal bisa ditemukan lagi sebuah bangunan candi yang oleh masyarakat sekitar disebut sebagai Candi Kethek. Namun sayang sekali sampai saat ini penggalian candi belum dilakukan.
Bangunan Candi Cetho secara keseluruhan terbuat dari batu-batuan yang dipahat berbentuk persegi empat dan ditata rapi untuk ubin, ataupun pagar serta relief candi. Kebanyakan arca dan relief sudah banyak mengalami kerusakan. Candi Cetho yang terletak di lereng Gunung Lawu sebelah barat masuk di kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, dikelilingi kelebatan rimba dan sejuknya udara kebun teh Kemuning.

3. tawangmangu
Tawangmangu, sebuah tempat plesiran 42 km sebelah Timur kota Solo. Tawangmangu terletak di lereng sebelah Barat Gunung Lawu pada ketinggian 1050 meter dpl. Kalau terus ke timur (sekitar 16 km lagi) kita akan sampai ke suatu tempat plesir yang lain yang bernama Telaga Sarangan yang terkenal karena telaga pasirnya.
Tujuan utama wisatawan yang berkunjung ke Tawangmangu adalah air terjun Grojogan Sewu. Untuk mencapai air terjun Grojogan Sewu, anda harus berjalan menuruni anak tangga yang jaraknya (kalau dihitung dari pintu masuk) sekitar 600 meter. Disepanjang jalur anak tangga ini dapat kita jumpai kera-kera jinak yang merupakan penghuni hutan wisata Tawangmangu.
Rasa capek yang anda rasakan selama menuruni anak tangga akan segera hilang, begitu anda sampai di dasar air terjun. Air terjun setinggi 80 meter ini memilki pesona yang khas, di dasar air terjun terdapat batu-batu padas berukuran besar. Percikan air yang memantul ketika air sampai ke dasar dapat kita rasakan seperti gerimis sampai jarak sekitar 60 meter (yang tentu saja bisa membuat kita basah kuyub).
Bila pakaian anda basah jangan kuatir, di dekat air terjun terdapat kolam renang yang cukup bersih. Nah, anda dapat berenang disini sambil menunggu baju anda kering (baju renang dapat anda sewa disini). Tapi jika anda kurang nyaman berenang dengan baju renang sewaan, anda dapat berjemur di pinggir kolam sampai baju anda kering ...he..he..
Selain ke Grojogan Sewu, wisatawan biasanya juga mengunjungi taman wisata Balekambang. Ditaman ini selain bisa beristirahat sambil menikmati taman, wisatawan bisa juga menikmati fasilitas olah raga seperti kolam renang dan lapangan tenis. Di sekitar taman Balekambang inilah dapat kita jumpai banyak rumah makan dan hotel melati.
Selain sebagai resort wisata, Tawangmangu biasanya juga dipergunakan sebagai lokasi transit bagi penganut Kejawen yang ingin melakukan ziarah. Biasanya para penganut kejawen akan pergi ke dua tempat yaitu:
 Gua Pringgodani, dapat dicapai dengan berkuda dari Tawangmangu, digunakan sebagai tempat meditasi.
 Puncak Lawu, tempat yang dipercaya memiliki kekuatan magis dan dipercaya merupakan tempat peristirahatan terakhir Prabu Brawijaya V (Maharaja Majapahit terakhir)
Seperti banyak resort pegunungan yang lain, di Tawangmangu banyak dijumpai penjual sate kelinci. Penjual sate kelinci biasanya berjualan dengan pikulan dan berjualan di sela-sela pohon cemara.

4. sangiran
Sangiran adalah sebuah kawasan yang terletak 15 km di sebelah utara koto Solo ke arah Purwodadi. Sangiran adalah tempat yang sangat penting untuk mempelajari Pithecanthropus Erectus, manusia pra-sejarah dari Jawa. Tanah di Sangiran banyak menyimpan fosil mahluk hidup dari jaman pra-sejarah.
Di Sangiran terdapat Museum Pleistocene yang menyimpan tulang-tulang Pithecanthropus Erectus, fosil tumbuhan maupun fosil binatang. Sangiran juga adalah tempat yang penting untuk mempelajari teori evolusi manusia, fosil manusia purba yang ditemukan di Sangiran, dianggap sebagai salah satu mata rantai dalam teori evolusi manusia.
Bagi ilmuwan yang bergerak dibidang Geologi, anthropologi dan arkeologi Sangiran sangat menarik untuk wisata ilmu pengetahuan. Banyak ahli Geologi, anthropologi dan arkeologi datang ke situs ini untuk melakukan riset dan belajar, diantaranya: Van Es (1939), Duyfyes (1936), Van Bemmelen (1937), Van Koeningswald (1938), Sartono (1960), Suradi (1962) dan Otto Sudarmaji (1976). Van Koeningswald menemukan paling tidak ada lima fosil manusia purba yang berbeda –beda jenisnya yang ditemukan di Sangiran, dan ini sangat mengagumkan.
Tidak ada tempat lain di dunia ini yang kekayaan fosilnya menyamai apalagi melebihi Sangiran. Fosil-fosil yang ditemukan di Sangiran sangat beragam, ada fosil mahluk hidup dari daratan, maupun fosil mahluk hidup dari lautan. Dari hasil temuan ini, ada kemungkinan bahwa pulau Jawa terangkat dari dasar laut jutaan tahun yang lalu.
Pada tahun 1891, Eugene Dubois, ahli antropologi dari Perancis menemukan fosil Pithecanthropus Erectus, manusia purba tertua dari Jawa. Kemudian di tahun 1930 dan 1931, di desa Ngandong, Trinil-Mojokerto, ditemukan juga fosil-fosil manusia purba yang berasal dari jaman Pleistocene. Penemuan-penemuan ini mengungkap sejarah manusia yang hidup berabad-abad yang lalu.
Prof. Dr. Van Koenigswald di tahun 1936 menemukan lebih banyak lagi bukti-bukti yang mendukung teori evolusi manusia. Fosil-fosil yang ditemukannya mendukung teori yang menyatakan bahwa manusia berevolusi dari manusia kera menjadi manusia seperti bentuk saat ini.
Fosil lain yang ditemukan di Sangiran, seperti fosil mammoth (gajah dari jaman pra sejarah) saat ini disimpan di Museum Geologi Bandung. Pada pertengahan tahun 1980 an, penemuan mammoth utuh setinggi 4 meter mengejutkan dunia ilmu pengetahuan.
Saat ini, penduduk desa disekitar Sangiran banyak yang menjadi pengrajin souvenir dari batu yang dibentuk menyerupai kapak, telur, cincin dan bentuk-bentuk patung lain untuk menarik wisatawan.
Karena kekayaan jenis fosil yang dikandungnya, bumi Sangiran telah ditetapkan UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia.

5. Pandawa water world
Air dianggap dapat menenangkan jiwa. Tidak heran, berbagai obyek wisata air baik wisata air alami maupun buatan kerap menjadi sasaran kunjungan untuk menghabiskan masa libur.
Di wilayah Solo Raya, ada obyek rekreasi air baru. Berlokasi di Solo Baru, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Pandawa Water World (PWW) menjadi salah satu alternatif pilihan mengisi masa berlibur bersama keluarga.
Mengikuti tren obyek wisata air lainnya, PWW tidak mau ketinggalan menawarkan wahana yang sedang digemari kini, water boom. Wahana lainnya adalah volcanic pond atau kolam air panas, water curtain, aerated crater, raft slide, racer slide, earth shower dan mountain cavern.
Selain menawarkan suasana rekreatif, atmosfer petualangan muncul kala me-nikmati beberapa wahana yang menantang nyali, seperti bungee jumping, body slide dan black hole.
PWW yang ingin langsung dikenal dan melekat di benak masyarakat kemudian menerapkan strategi mengangkat wayang guna memberi karakter pada wahana-wahana yang ada. Sebagai contoh, kolam ombak bernama Kresna Wave Pool. Wahana bungee jumping disebut Gatotkaca Bungee Tower dan Gatotkaca Drop Pool, sedangkan kolam anak dan balita berjudul Kunti Children and Toddler Pool.
Penamaan sekaligus personifikasi tokoh wayang tersebut berupa patung berukuran sangat besar yang mencolok dan menjadi kekuatan desain area water world secara keseluruhan.
Harga tiket masuk Rp 100.000 per orang untuk Sabtu-Minggu, Rp 35.000 per orang tiap Senin, dan Rp 50.000 per orang Selasa-Jumat.
Pada akhir pekan dan hari libur nasional, PWW dibuka pukul 08.00- 18.00. Sisanya dibuka pukul 10.00-18.00.
Untuk keamanan ada 25 life guard untuk tiap sif jaga. Jika ingin nyaman, bermain air lebih menyenangkan kala pagi atau sore hari ketika surya tidak terlalu terik.

1 komentar: