03 April 2009

Tragedi Situ Gintung - Tangerang, Banten


Tragedi yang terjadi akibat jebolnya tanggul yang dibangun pada zaman kolonial belanda menyebabkan puluhan (~67 orang) meninggal dan yang hilang tercatat hampir 30 orang, serta luka-luka mencapai 50-an orang. Juga menyebabkan banjir lumpur pekat di area sekitar tanggul sampai ke pemukiman yang elit.

- Ajal menjemput kita bisa di mana saja dan kapan saja dengan cara apa saja. Semoga mereka yang telah meninggal dapat pergi dengan segala kerelaan hatinya dan melepaskan segala beban, sehingga dapat pergi dengan tenang. Ya, semoga kita suatu hari nanti dapat pergi juga dengan segala kerelaan hati dan melepaskan segala beban.. sehingga dapat pergi dengan tenang.

- Masyarakat di sekitar sana seharusnya proaktif dan tidak sepenuhnya tergantung kepada pemerintah untuk perbaikan tanggul tersebut. Karena pemerintah tidak perduli dengan perbaikan tersebut walau sudah diberitahu oleh masyarakat sebelumnya, maka warga sendiri harus turun tangan.

- Mereka yang sedang menderita sekarang, luka-luka maupun kehilangan sanak saudara dan orang2 yang dicintai, semoga mereka mendapat penghiburan, kesembuhan, kekuatan dan sumbang sih baik berupa materi maupun dorongan moril dari kita semua.

Berikut ini berita-berita yang terkumpul mengenai situ gintung :

Tragedi Situ Gintung, Puluhan Orang Tewas


JAKARTA (KR) - Tragedi kemanusiaan kembali terjadi di Indonesia. Akibat jebolnya Tanggul Situ Gintung yang berlokasi di Cireundeu Ciputat Tangerang, Jumat (27/3) Subuh, ratusan rumah hancur diterjang air bah sekitar 1 juta meter kubik.
Para penghuninya pun hanyut, ataupun terendam di tengah puing-puing rumahnya, sehingga banyak yang meninggal ataupun mengalami luka serius. Bahkan mobil-mobil pun bergelimpangan tak mampu menahan kuatnya tekanan air.
Hingga pukul 18.30 WIB, korban tewas yang sudah berhasil dievakuasi mencapai 65 orang. Jumlah ini kemungkinan akan bertambah mengingat masih banyak warga yang belum ditemukan. Data di Departemen Kesehatan (Depkes) juga menyebutkan, korban 65 orang. Sedang korban luka-luka 173 orang. Kemarin sore pencarian dihentikan karena hujan deras mengguyur lokasi. Sedang 72 orang dinyatakan hilang.
Di antara rumah yang dihantam air bah dari Situ Gintung milik Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (Komnas PA) Seto Mulyadi atau Kak Seto. Hingga Jumat pagi rumah yang berlokasi di kawasan Cireundeu Permai itu masih terendam air setinggi 2,5 meter. Sedang keempat mobil pribadinya, Suzuki Swift, Honda Jazz, Kijang Innova, dan Toyota Avanza, sampai terseret dari garasi hingga taman. Satu mobil Pregio untuk kelas keliling ikut terendam. Menurut Minu, putri sulung Kak Seto, bencana ini seperti tsunami. Apalagi saat itu warga masih terlelap tidur.
Saat itu sekitar pukul 05.00 WIB, dia dan keluarganya masih tidur. Tiba-tiba terdengar kegaduhan dan teriakan warga. ”Warga teriak air masuk, air masuk, anjing milik kami juga menggonggong,” jelas Minu. Tidak lama, dia pun bergegas turun ke lantai 1. Dilihatnya air sudah mulai masuk. ”Di pintu terdengar suara menggedor-gedor, saya pikir ada siapa, ternyata itu air,” jelasnya.
Minu langsung lari ke garasi dan mencoba menyelamatkan mobilnya. Namun air sudah menggenang, sehingga mesin tidak menyala, bahkan air meninggi. ”Saya keluar mobil dengan memecahkan kaca depan,” urai Minu.
Minu langsung membangunkan adik-adiknya dan para pekerja di rumahnya. Mereka segera naik ke lantai dua, karena lantai 1 sudah terendam. Hingga sekitar pukul 07.00 WIB, petugas penyelamat datang.
Warga lainnya menceritakan, sebelumnya mendengar suara gemuruh longsor, sekitar pukul 00.00 malam sebelum jebolnya tanggul. ”Setelah hujan deras kemarin, kami dengar suara seperti longsor jam 12 malam,” jelas Ibu Tuty, warga RT 04/05 Cireundeu.
Namun saat itu tidak ada banjir yang datang. Barulah seusai Azan Subuh air mulai masuk ke dalam rumah dengan kekuatan yang cukup kencang. Orang-orang mulai berteriak, ”Tanggul jebol, banjir, banjir”. Selanjutnya, warga berlarian naik ke lokasi yang lebih tinggi. Beberapa warga yang bergadang pun ikut membantu evakuasi warga.
Mendengar bencana ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, yang hari itu kampanye di Bandung, langsung bergegas kembali ke Jakarta, menuju lokasi di mana Wapres Jusuf Kalla sudah tiba lebih dahulu.
Selanjutnya, usai meninjau lokasi, sekitar pukul 13.30, Presiden mengadakan rapat di dalam rumah makan Situ Gintung yang dibuat dari bambu. Rapat dihadiri Wapres Jusuf Kalla, Menkes Siti Fadilah Supari, Menbudpar Jero Wacik, Menteri PU Djoko Kirmanto, Gubernur Banten Ratu Atut dan Bupati Tangerang Ismeth Iskandar, serta Ketum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.
Saat mendatangi lokasi bencana Presiden SBY yang didampingi Wapres Jusuf Kalla menyampaikan belasungkawa atas tewasnya puluhan warga akibat jebolnya tanggul Situ.
”Saya ucapkan belasungkawa kepada para korban dan keluarga yang mengalami musibah. Semoga amalnya diterima di sisi Allah Subhanahu Wata’ala,” kata Presiden SBY.
Menurut SBY, terjadinya banjir itu karena tekanan air yang sangat tinggi. Karena itu, dirinya minta untuk ke depannya sistem tanggap darurat harus bisa berjalan dengan baik.
Presiden juga minta tanggul yang jebol segera dibangun kembali konstruksinya. ”Untuk itu perlu kerja sama aparat Pemerintah Pusat dan Daerah agar ada koordinasi,” jelasnya.
Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menyatakan, Pemerintah memberikan santunan bagi para korban jebolnya tanggul Situ Gintung, yang berkisar antara Rp 5-Rp 30 juta per kepala keluarga (KK). ”Untuk masyarakat yang terkena bencana diberikan bantuan, untuk yang ringan Rp 5 juta, rusak sedang Rp 15 juta dan maksimal Rp 30 juta,” ujar Ratu Atut.
Menurut Ratu Atut, pengklaiman dana yang berasal dari APBN dilakukan melalui lurah dan kepala desa terkait. Selain itu, Pemda Banten akan berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Nasional (Bakornas).
Sedang untuk korban meninggal, akan diberikan bantuan. Apabila ada jenazah yang dikebumikan di luar propinsi, juga akan diberikan fasilitas berupa uang dan mobil ambulans.
Berapa total dana yang dikeluarkan? ”Itu tergantung kebutuhan,” kata Gubernur Atut. Atut menuturkan, Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) akan dijadikan tempat relokasi para korban.
Selain itu Pemda Banten akan menangani masalah sosial, pangan dan kesehatan. ”Untuk penanganan Situ, itu urusan pemerintah pusat,” jelasnya.
Wapres Jusuf Kalla menjamin korban tanggul jebol di Cireundeu Ciputat akan menerima bantuan dan perbaikan rumah.
Dalam kesempatan ini Wapres yang didampingi Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dan Menko Kesra Aburizal Bakrie juga menyampaikan rasa prihatin dan bela sungkawa. Selain itu Wapres juga mendesak pemda untuk melakukan pembangunan dan perbaikan tanggul, serta mengkaji kembali standarisasi perumahan warga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar